Rabu, 21 November 2012

  1. dihidden adalah gambar icon-icon foldernya tampak pudar (). Untuk mengembalikannya dengan cepat caranya adalah :
    • Masuk ke command prompt, dengan cara klik “Start – All Programs – Accesories – Command Prompt”
      atau dari menu “RUN”, ketik cmd dan tekan OK/Enter.
    • Karena pada contoh ini flashdisk terdeteksi sebagai drive S, maka pada command prompt, pindahkan dahulu drive yang aktif ke drive S, caranya ketikkan S: (ketik S diikuti dengan titik dua).
      Catatan : untuk drive-nya silahkan disesuaikan dengan nama Drive FlashDisk yang terdeteksi di komputer anda masing-masing (bisa D, E, F, G, H, dll).
    • Langkah selanjutnya adalah ketikkan: ATTRIB /?
      Perintah ATTRIB (Attribute) adalah perintah DOS yang berfungsi untuk mengubah attribut2 dari files atau folders. Untuk melihat Opsi-opsinya silahkan ketik : ATTRIB /?
      Untuk kedua langkah diatas, perhatikan gambar berikut ini :
    • Selanjutnya Ketikkan perintah: ATTRIB -R -A -S -H /S /D lalu tekan ENTER
    • Gambar diatas adalah hasil dari perintah (ATTRIB -R -A -S -H /S /D), perhatikan pada bagian yang dilingkari warna kuning bahwa ada folder yang tidak bisa diubah attributnya, yaitu folder (s:\autorun.inf\con). Sebenarnya folder ini adalah folder bawaan/back-up dari si VIRUS, biasanya tidak bisa didelete langsung dan salah satu cara yang efektif adalah menggunakan “Unlocker“, caranya :
    • Klik kanan pada folder “\autorun.inf”, kemudian klik “Unlocker”
    • Pada menu dropdown di Unlocker, pilih Delete lalu klik OK
    • Berikut keterangan bahwa folder “\autorun.inf” sudah berhasil didelete.
    • Untuk memastikan, pada command prompt, ketikkan lagi perintah: ATTRIB -R -A -S -H /S /D lalu tekan ENTER
    • OK sekarang “everything is OK”, proses mengembalikkan folder-folder yang disembunyikan sudah berhasil dilakukan.
    • ketik "dir/a"
  2. Kembali ke Windows Explorer, coba sekarang anda perhatikan lagi isi di dalam flashdisk-nya :
  3. Coba bandingkan gambar pada langkah No.7 dengan gambar pada langkah No.5 diatas. Icon-icon folder di gambar langkah No.7 tampak sudah jelas (tidak buram seperti icon-icon folder di gambar langkah no.5). Selanjutnya adalah tinggal mendelete shortcut-shortcut dan file-file yang tidak
  4. diperlukan. Ini contoh hasil akhirnya

Selasa, 06 November 2012

korosi







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
            Proses pengaratan umumnya terjadi pada benda-benda yang terbuat dari besi, seperti pagar, jembatan, badan kendaraan bermotor, dan kaleng kemasan. Karat yang terjadi pada benda-benda tersebut, terjadi karena cat atau lapisan lain yang melapisi bodi besi tersebut terkelupas sehingga bagian besinya menjadi terbuka. Selanjutnya, besi tersebut akan bereaksi dengan udara dan uap air hujan dan membentuk karat. Karat ini tampak sebagai lapisan berwarna cokelat kekuningan di permukaan logam besi.
            Karat merupakan hasil dari korosi, yaitu oksidasi suatu logam. Besi yang mengalami korosi membentuk karat dengan rumus Fe2O3.. xH2O. Korosi atau proses pengaratan merupakan proses elektrokimia. Pada proses pengaratan,(Fe) bertindak sebagai reduktor dan oksigen(O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai oksidator.
            Persamaan Reaksi pembentukan karat adalah sebagai berikut;
Anode                        :           Fe(s) ↔ Fe2+(aq) + 2e    Eº = +0.44 V
Katode                       :           O2(g) + 4H+(aq) + 4e ↔ 2H2O(l)   Eº = +1.23 V
            Karat yang terjadi pada suatu logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya. Oleh karena itu, karat disebut juga sebagai autokatalis. Mekanisme reaksi oksidasi besi yang terpapar di udara dan mengalami kontak dengan air adalah sebagai berikut; logam besi yang letaknya lebih di dalam dan jauh dari permukaan kontak dengan udara akan dioksidasi menjadi ion Fe2+ yang larut dala air (H2O). Tempat terjadinya reaksi oksidasi di salah satu tetesan ujung air (H2O) ini di sebut anode. Kation yang terbentuk bergerak dari anode ke katode melalui tetesan air, sedangkan elektron yang mengalir dari anode ke katode melalui logam. Elektron ini selanjutnya bereaksi dengan oksigen dari udara sehingga oksigen tereduksi menghasilkan air. Ujung tetesan air tempat terjadinya reaksi reduksi ini disebut katode. Sebagian oksigen dari udara larut ke dalam tetesan air dan mengoksidasi Fe2+ menjadi Fe3+ yang membentuk karat besi, Fe2O3. H2O.
1.2. Tujuan
·        Mengetahui paku pada botol keberapa yang pertamakali berkarat.
·        Mengatahui paku pada botol keberapa yang tidak berkarat.
·        Mengetahui paku pada botol keberapa yang memilki paling banyak karat
·        Menyebutkan urutan paku yang berkarat.
·        Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi karat pada paku
1.3. Manfaat Percobaan
            Dengan adanya hasil percobaan ini, diharapkan dapat menambah wawasan dan  pengetahuan bagi siswa-siswi SMA Neg 02 Sungguminasa dalam ilmu sains kimia, dapat menunjang siswa-siswi untuk membantu siswa-siswi dalam menjawab soal ujian jikan nantinya materi ini masuk dalam ujian semester 1 dan 2, serta ujian nasional.



BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Defenisi Korosi
*      Korosi adalah teroksidasinya suatu logam. Dalam kehidupan sehari-hari. Besi yang t eroksidasi disebut dengan karat dengan rumus Fe2O3·xH2O.Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode.(bse_Budi Utami dtt, 2006)
*      korosi adalah proses teroksidasinya suatu logam oleh berbagai zat menjadi senyawa. Proses korosi merupakan peristiwa elektrokimia. Suatu logam akan mengalami korosi bila permukaan logam terdapat bagian yang berperan sebagai anoda dan di bagian lain berperan sebagai katoda. Proses korosi yang banyak terjadi adalah korosi pada besi. Bagian tertentu dari besi berperan sebagai anoda, sehingga besi mengalami oksidasi.(bse_Teguh Pangajuanto dan Tri Hamidi, 2008)
*      Korosi adalah penurunan mutu logam akibat reaksi elektrokimia dengan lingkungannya. Korosi atau pengkaratan merupakan fenomena kimia pada bahan-bahan logam yang pada dasarnya merupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan logam yang kontak langsung dengan lingkungan beair dan oksigen (Kennet dan Chamberlain, 1991)

2.2. Proses Terjadinya Korosi
*      Jika besi bersinggungan dengan oksigen atau bersinggungan dengan logam lain dalam lingkungan air akan terjadi sel elektrokimia di mana logam yang memiliki E°red lebih cepat sebagai anode dan E°red yang lebih besar sebagai katode. Logam atau unsur yang berfungsi sebagai anode, karena mengalami reaksi oksidasi, berarti yang mengalami korosi. Besi di udara akan berkarat, besi yang dilapisi seng, maka sengnya yang berkorosi sedangkan besi yang dilapisi timah putih, maka besinya yang mengalami korosi.(bse_Ari Harnanto dan Ruminten, 2009)
*      Proses perkaratan termasuk proses elektrokimia, di mana logam Fe yang teroksidasi bertindak sebagai anode dan oksigen yang terlarut dalam air yang ada pada permukaan besi bertindak sebagai katode. Reaksi perkaratan:
Anode : Fe⎯⎯>Fe2+ + 2 e–
            Katode : O2 + 2 H2O + 4 e– 4 OH–
Fe2+ yang dihasilkan, berangsur-angsur akan dioksidasi membentuk Fe3+.
          Sedangkan OH– akan bergabung dengan elektrolit yang ada di alam atau
          dengan ion H+ dari terlarutnya oksida asam (SO2, NO2) dari hasil perubahan          
          dengan air hujan. Dari hasil reaksi di atas akan dihasilkan karat dengan rumus
          senyawa Fe2O3·xH2O. Karat ini bersifat katalis untuk proses perkaratan
          berikutnya yang disebut autokatalis. (bse_Teguh Pangajuanto dan Tri Hamidi,  
           2008)

2.3. Faktor-Faktor Penyebab Korosi
Faktor yang berpengaruh terhadap korosi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu yang berasal dari bahan itu sendiri dan dari lingkungan. Faktor dari bahan meliputi kemurnian bahan, struktur bahan, bentuk kristal, unsur-unsur kelumit yang ada dalam bahan, teknik pencampuran bahan dan sebagainya. Faktor dari lingkungan meliputi tingkat pencemaran udara, air, suhu, kelembaban, keberadaan zat-zat kimia yang bersifat korosif dan sebagainya.
Oksigen terlarut ( DO = Dissolved oxygen ) → DO berperan dalam sebagian proses korosi, bila konsentrasi DO naik, maka kecepatan korosi akan naik.
Zat padat terlarut jumlah ( TDS = total dissolved solid ) → konsentrasi TDS sangatlah penting, karena air yang mengandung TDS merupakan penghantar arus listrik yang baik dibandingkan dengan air tanpa TDS. Aliran listrik diperlukan untuk terjadinya korosi pada pipa logam, oleh karena itu jika TDS naik, maka kecepatan korosi akan naik.
pH dan Alkalinitas → mempengaruhi kecepatan reaksi, pada umumnya pH dan alkalinitas naik, kecepatan korosi akan naik.
Temperatur → makin tinggi temperatur, reaksi kimia lebih cepat terjadi dan naiknya temperatur air pada umumnya menambah kecepatan korosi.
Tipe logam yang digunakan untuk pipa dan perlengkapan pipa → logam yang mudah memberikan elektron atau yang mudah teroksidasi, akan mudah terkorosi
Kelembaban adanya uap dalam ruang yang terdapat logam dan besi maka, dapat menyebabkan reaksdi redoks sehingga besi dan logam akan berkarat dalam waktu yang relatif lama
Aliran listrik → Aliran listrik yang diakibatkan oleh korosi sangat lemah dan isolasi dapat menghalangi aliran listrik antara logam-logam yang berbeda, sehingga korosi galvanis dapat dihindari. Bilamana aliran listrik yang kuat melewati logam yang mudah terkorosi, maka akan menimbulkan aliran nyasar dari sistem pemasangan listrik di pelanggan yang tidak menggunakan aarde, hal ini menyebabkan korosi cepat terjadi.
 Kontaminasi zat yang bersifat korosif dan B a k t e r i → tipe bakteri tertentu dapat mempercepat korosi, karena mereka akan menghasilkan karbon dioksida (CO2) dan hidrogen sulfida (H2S), serta zat korosif seperti HCL. Zat-zat ini dapat menaikkan kecepatan korosi. Jika terjadi korosi logam besi maka hal ini dapat mendorong untuk berkarat. (UPNV, 2007)
2.4. Cara Pencegahan Korosi
*      Besi yang terbenam dalam minyak tidak akan berkarat, karena minyak mampu melindungi besi terhadap gas oksigen dan uap air yang ada di udara.
*      Besi dalam ruang yang kering tidak mudah berkarat, karena tanpa adanya uap air di udara (udara yang lembab) perkaratan sulit terjadi. Kalaupun terjadi akan sangat lambat itupun mungkin karena keadaan ruangan yang masih mengandung sedikit uap.
*      Pada pembuatan logam dalam industri, diusahakan agar zat-zat tercampur sehomogen mungkin dalam logam tersebut.
*       Melapisi permukaan logam dengan cat untuk mencegah kontak antara permukaan logam dengan udara yang mengandung oksigen dan uap aur.
*      Penggunaan logam pelapis, seperti timah (Sn), tembaga (Cu), atau platina (Pt) pada kaleng.(Halimatuddahliah, 2008)

2.5. Sifat Kapas
            Kapas memiliki sifat menerap, artinya kapas dapat menyerap zat cair.(nestituagnes).

2.6. Kerugian Korosi
            Besi atau logam yang berkarat menjadi bersifat rapuh, mudah larut dan bercampur dengan logam lain serta bersifat racun. Air yang mengandung besi atau logam yang mudah berkarat akan menyebabkan air menjadi tercemar, kotor, dan beracun. Besi yang digunakan sebagai pondasi atau penyangga jembatan, jika beskarat akan mudah ambruk. Alat-alat produksi dalam industri makanan, farmasi, dan kimia tidak boleh menggunakan logam yang mudah mengalami korosi, karena karat yang terbentuk akan mudah larut sehingga berbahaya jika bercampur dengan makanan, obat-obatan, atau senyawa kimia yang diproduksi.





BAB III
METODELOGI PERCOBAAN
3.1. Alat  dan Bahan

Ø  6 Buah Paku
Ø  Amplas (Kertas Gosok)
Ø  6 Buah Botol “You C1000”
Ø  Kristal Garam(Garam kasar)
Ø  Kapas
Ø  Air tawar(air biasa)
Ø  Air yang telah di didihkan(air matang)
Ø  Minyak tanah

3.2. Prosedur Kerja
Ø  Sediakan 6 buah botol”YouC1000”, tandai dengan botol I, botol II, botol III, botol IV, botol V dan botol VI
Ø  Amplas seluruh paku.
Ø  Pada botol I, tuangkan air tawar pada botol (cukup setengah botol saja), lalu masukkan 1 buah paku yang telah di amplas sebelumnya. Biarkan botol dalam keadaan terbuka.
Ø  Pada botol II, tuangkan air matang hingga penuh dan masukkan 1 buah paku yang telah di amplas sebelumnya. Tutup dengan rapat botol tersebut, jangan sampai ada gelembung/ ruang udara pada botol tersebut.
Ø  Pada botol III, tuangkan kristal garam sampai permukaan dasar botol tertutup, masukkan kapas di atas kristal garam, lalu letakkan paku di atas kapas, jangan sampai paku tersentuh garam. Tutup rapat botol tersebut.
Ø  Pada botol IV, masukkan paku ke dalam botol, tuangkan minyak tanah pada botol sampai paku terendam sepenuhnya oleh minyak tanah.
Ø  Pada botol V, masukkan paku kedalam botol, dan tutup botol dengan rapat.
Ø  Pada botol VI, masukkan kristal garam pada botol hingga permukaan dasar botol tertutupi, dan masukkan paku kedalam botol. Jangan sampai paku tenggelam dalam kristal garam.



3.3. Hasil Pengamatan
Hari ke-

     

    
     Botol ke-
I
II
III
IV
V
VI
1
ü   
-
-
-
-
-
2
ü   
-
-
-
-
-
3
ü   
ü   
-
-
-
ü   
4
ü   
ü   
-
-
-
ü   
5
ü   
ü   
-
-
ü   
ü   
6
ü   
ü   
-
-
ü   
ü   
7
ü   
ü   
-
-
ü   
ü   




BAB IV
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil percobaan dan pengamatan yang telah dilaksanakan selama satu minggu lamanya, kami mendapati bahwa; paku akan berkarat pada botol yang berisi air, udara, dan kristal garam seperti pada paku yang terdapat di dalam botol I,II, V, dan VI. Mengapa? Seperti yang telah dijelaskan bahwa korosi atau proses pengkaratan sangat di pengaruhi oleh tekanan air dan udara serta kontaminasi zat yang dapat mempercepat terjadinya korosi. Apabila tekanan air dan udara tinggi, maka laju korosipun akan semakin cepat sehingga paku cepat berkarat.
Seperti yang di terangkan oleh Ari Harnanto dan Ruminten bahwa “Jika besi bersinggungan dengan oksigen atau bersinggungan dengan logam lain dalam lingkungan air akan terjadi sel elektrokimia di mana logam yang memiliki E°red lebih cepat sebagai anode dan E°red yang lebih besar sebagai katode. Logam atau unsur yang berfungsi sebagai anode, karena mengalami reaksi oksidasi, berarti yang mengalami korosi. Begitu pula yang terjadi terhadap paku pada botol I dan II adanya singgungan antara paku, oksigen dan air menyebabkan terjadinya reaksi redoks dan paku bertindak sebagai anode mengalami reaksi oksidasi sehingga paku tersebut berkarat.
Pada botol ke-V, seperti yang diterangkan oleh mahasiswa UPNV dalam penelitiannya, salah satu faktor yang menyebabkan suatu besi atau logam berkarat adalah Kelembaban, yaitu adanya uap dalam ruang yang terdapat logam dan besi maka, dapat menyebabkan reaksi redoks sehingga besi dan logam akan berkarat dalam waktu yang relatif lama. botol yang kami gunakan adalah botol yang belum sepenuhnya kering(lembab) akibat proses pemberasihan dan pengeringan yang sangat cepat sehingga paku tersebut berkarat akibat adanya sentuhan oleh permukaan botol kaca yang bersifat lembab(sedikit mengandung uap air) sehingga paku tersebut berkarat dalam waktu yang cukup lama.
Dan pada paku botol ke-VI, paku tersebut bersentuhan dengan zat yang bersifat korosif (kristal garam) sehingga mempercepat korosi atau pengkaratan pada paku tersebut. Dalam penelitiannya UPNV menerangkan bahwa, adanya kontaminasi antara zat yang bersifat korosif seperti HCL dapat mendorong besi atau logam berkarat. Begitutupula yang terjadi pada paku botolke-VI.
Oleh karena itu, pada paku botol ke- I,II, V dan VI dapat berkarat.
Sedangkan paku pada botol ke- III dan IV tidak mengalami pengkaratan(tidak berkarat). Pada botol ke-III(tertutup) terdapat kapas yang dapat menyerap air sehingga botol dalam keadaan kering dan tanpa udara(dalam keadaan ruang hampa) sehingga tidak terjadi reaksi redoks pada paku tersebut. Halimatuddahlia dalam makalahnya mengatakan bahwa Besi yang terbenam dalam minyak tidak akan berkarat, karena minyak mampu melindungi besi terhadap gas oksigen dan uap air yang ada di udara, Sama halnya pada botol ke-VI, paku tersebut tidak dapat berkarat, Hal ini terjadi karena paku yang terendam dalam minyak tanah/kerosin yang dapat melindungi paku dari gas oksigen dan uap air yang ada di udara maka tidak terjadi reaksi oksidasi reduksi,  sehingga tidak terjadi pengkaratan.
Itulah sebabnya pada botol ke-III dan ke-IV tidak dapat berkarat.








BAB V
PENUTUP
1. Kesimpulan.
o   Paku yang pertamakali berkarat adalah paku pada botol ke- I, yaitu paku dengan air tawar dengan keadaan botol terbuka
o   Paku yang tidak berkarat adalah paku pada botol ke-III dan ke-IV, yaitu paku pada botol yang berisi minyak tanah dalam keadaan terbuka
o   Paku yang memiliki paling banyak karatan adalah paku pada botol ke-I
o   Berikut urutan paku yang berkarat.
1.    Paku pada botol ke-I
2.    Paku pada botol ke-VI
3.    Paku pada notol ke-II
4.    Paku pada botol ke-III
o   Faktor-faktor yang menyebabkan paku-paku tersebut berkarat;
a)    Air
b)    Udara
c)    Kelembapan
2. Saran



DAFTAR PUSTAKA
-       Harnanto Ari, Ruminten. 2009. Kimia 3,Untuk SMA/MA Kelas XII. Jakarta; pusat Perbukuan
-       Utami Budi(et..al).2009. Kimia 3 : Untuk SMA/MA Kelas XII Program Ilmu Alam. Jakarta; Pusat Perbukuan
-       Pangajuanto Teguh,Rahmidi Tri.2009. Kimia 3 : Untuk SMA/MA kelas XII. Jakarta; Pusat Perbukuan
-       Sutresna Nana.2003.Kimia untuk kelas III Semester 1.Bandung;Grafindo







Penyusun,
           Kelompok 2